Pada beberapa tahun ke belang, banyak sekali brand atau perusahaan yang mulai menggunakan conversational commerce. Alasan dari mulai menggunakan conversational commerce dikarenakan hal tersebut sudah terbukti mampu menaikkan tingkat kepuasan dari pelanggan.
Naiknya minat masyarakat untuk berbelanja online, berbanding lurus dengan meningkatnya lalu lintas transaksi yang dilakukan melalui conversational commerce.
Apa itu conversational commerce
Penyebutan conversational commerce mungkin masih terasa asing di telinga kita, akan tetapi, hal ini sering sekali kita temukan saat sedang berbelanja secara online.
Contoh mudah akan hal tersebut adalah, ketika kita sedang berbelanja secara online, kita tentu saja menanyakan ketersediaan barang kepada penjual, nah, hal tersebutlah yang dinamakan conversational commerce.
Kegiatan bertanya tentang suatu barang kepada penjual secara online itulah yang disebut dengan conversational commerce. Kegiatan ini disebut-sebut sebagai bentuk pelayanan untuk memberikan rasa nyaman kepada pelanggan.
Beda halnya jika kita berbelanja secara konvensional di sebuah toko fisik. Kita akan bertanya tentang suatu barang kepada penjaga toko yang ada.
Hal tersebut tidak akan bisa kita lakukan jika berbelanja secara online, maka dari itu, banyak perusahaan atau brand yang mulai menggunakan conversational commerce untuk memudahkan interaksi antara penjual dan pembeli.
Mengapa harus menggunakan conversational commerce
Dalam beberapa riset dikatakan jika interaksi antara penjual dan pembeli akan lebih mudah dipahami jika dilakukan lewat percakapan secara langsung.
Hal ini dirasa lebih efektif jika harus melewati email terlebih dahulu, jika dilihat dari sudut pandang penjual, conversational commerce memudahkan mereka untuk menjelaskan suatu produk dengan lebih mendetail.
Pada sisi pembeli pun demikian, pembeli akan mendapatkan tanggapan secara langsung dari penjual tanpa harus menunggu terlebih dahulu seperti jika menggunakan email. Dengan adanya tanggapan secara langsung, akan memberikan dampak positif untuk penjual.
Dengan menggunakan conversational commerce ini, kepercayaan antara penjual dan pembeli pun akan terjalin karena adanya interaksi secara langsung antar keduanya.
Keuntungan dari penggunaan conversational commerce pun akan dirasakan oleh keduanya, karena penjual mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, transaksi antar keduanya pun kemungkinan besar akan terjadi.
Sedangkan, keuntungan yang didapatkan oleh pembeli berupa penjelasan yang lebih detail akan suatu barang yang akan mereka beli, sehingga kecil kemungkinan barang yang dibeli mengalami kesalahan.
Selain itu, tercipta pula suatu kepuasan dari kedua belah pihak, respon cepat pertanyaan dari penjual tentu saja sangat diharapkan oleh pembeli, sehingga adanya conversational commerce ini kepuasan pembeli senantiasa terjaga.
Dengan adanya conversational commerce kepuasan dari penjual juga akan dirasakan apabila barang yang mereka jual mampu memenuhi ekspektasi dari pembeli, para brand akan lebih mudah menjelaskan suatu produk kepada para calon pembeli mereka.